Sikap Reaksi Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan - Setelah kemerdekaan diproklamirkan bukan berarti perjuangan bangsa sudah selesai, tetapi tetap berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan yang sudah diperoleh. Sambutan meriah daerah-daerah di tanah air pasca kemerdekaan sebagai wujud kegembiraannya yang telah lama diperjuangkan ditunggu-tunggu telah tiba. Hal ini tidak terlepas dari peran para tokoh yang berjuang menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945 dan rakyat telah merdeka bebas dari pemerintahan asing, semua kekuasaan harus di tangan negara dan bangsa Indonesia. Bagaimana sikap rakyat terhadap Jepang yang masih ada di Indonesia? Rakyat pada waktu itu melakukan tindakan yang cepat untuk merebut senjata dari tangan Jepang. Semua perusahaan (kantor-kantor. pabrik, tambang, kebun, dan lain-lain) harus direbut dan dikuasai oleh rakyat Indonesia dari tangan Jepang.
Sementara itu rakyat juga menggerakkan masyarakat untuk mengibarkan bendera merah putih, pemakaian lencana merah putih, dan menggemakan pekik “Merdeka”. Tak lupa juga mengucapkan semboyan “Sekali merdeka tetap merdeka” atau “Merdeka atau mati”. Anak-anak sekolah membagi-bagikan bendera di jalan-jalan raya kepada pengendara mobil, sepeda, becak, dan sebagainya. Pemuda Menteng 31 waktu itu menyusun berbagai organisasi sebagai laskar perjuangan.
Mengenai Sarana Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini dapat menambah pegetahuan kita.
Di antaranya adalah Angkatan Pemuda Indonesia (API) untuk barisan pemudanya. Barisan Buruh Indonesia (BBI) untuk barisan buruhnya, serta Barisan Rakyat Indonesia (BARA) untuk kaum tani di desa-desa.
0 komentar:
Post a Comment