Mewaspadai Cyber Bullying - Teknologi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, jika digunakan ke arah yang positif, maka hasilnya akan baik. Teknologi memungkinkan anak untuk belajar, bersosialisasi dan berkomunikasi. Di lain sisi, teknologi bisa melukai diri sendiri jika digunakan untuk kepentingan negatif. Tidak sedikit anak yang menjadi korban pelecehan ataupun premanisme di internet.
Istilah ini dikenal dengan nama cyber bullying, yaitu perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendahkan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja, baik yang dilakukan secara online atau melalui telepon seluler. Cyber bullying memanfaatkan pesan SMS, email, instant messaging (IM), blog, situs jejaring sosial, atau halaman web untuk mengganggu, mempermalukan dan mengintimidasi anak.
Bentuknya bermacam-macam, seperti menyebarkan isu-isu palsu, memposting fotofoto memalukan, pelecehan seksual, ancaman hingga tindakan yang berbuntut pemerasan. Beberapa kasus di luar negeri, korban dari cyber bullying ini banyak yang akhirnya bunuh diri!
TANDA-TANDA ANAK KORBAN CYBER BULLYING
Anak kita menjadi korban cyber bullying? Ini bisa saja terjadi. Dan mungkin anak tidak berani memberitahu kita tentang hal tersebut karena alasan malu, takut dimarahi, atau takut kalau aktivitas online-nya akan dibatasi. Berikut ini beberapa pertanda yang harus diperhatikan, ketika anak menjadi korban cyber bullying.
• Emosi anak menjadi berubah drastic seperti marah atau sedih yang berlebihan setelah menggunakan ponsel atau ber-internet.
• Anak menarik diri dari teman-teman atau kegiatan yang biasa mereka jalankan.
• Nilai sekolah anak turun, atau anak merasa tidak puas dengan sekolah atau kelas tertentu.
• Anak menunjukkan tanda-tanda depresi yang tidak biasa.
MERESPON CYBER BULLYING
Jika Anda melihat seorang anak menjadi korban cyber bullying, lakukan langkah-langkah berikut:
• Simpan atau cetak bukti-bukti cyber bullying.
• Identifikasi pelaku cyber bullying.
• Ajukan keluhan kepada provider internet atau operator ponsel.
• Mintalah pelaku cyber bullying untuk menghentikan aksinya.
• Hubungi orang tua pelaku cyber bullying. Ceritakan dengan jelas apa yang telah terjadi. Tunjukkan bukti-bukti, dan kalau perlu beri peringatan bahwa Anda akan mengambil langkah hukum jika tidak aksi cyber bullying tersebut tidak dihentikan.
• Hubungi pihak sekolah anak Anda jika cyber bullying terjadi di sekolah, seperti guru dan kepala sekolah, sehingga dapat diambil langkah protektif untuk menghentikan tindakan cyber bullying tersebut.
• Jika cyber bullying sudah mengarah ke tindak kekerasan, pemerasan atau seksual, segera hubungi pihak kepolisian.
Sumber : “Internet Sehat - www.internetsehat.org”
0 komentar:
Post a Comment