Versi materi oleh Marwan S
Zaman pleistosen ini berlangsung cukup lama, yaitu kira-kira antara tiga juta sampai sepuluh ribu tahun yang lalu. Selama itu es dari kutub berkalikali meluas sehingga menutupi sebagian besar dari Eropa utara, Asia utara, dan Amerika utara. Zaman itu disebut juga Zaman Es. Kejadian ini disebabkan karena ukuran panas di dunia tidak tetap, ada kalanya naik dan turun mendadak. Pada Zaman Es itu disebut Zaman Glasial, dan sebaliknya dari zaman itu adalah Zaman Interglasial.
Oleh para ahli, zaman pleistosen ini dibagi menjadi zaman pleistosen awal, pleistosen tengah dan plesitosen akhir. Pada zaman pleistosen, ditandai dengan peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia masa itu. Peristiwaperistiwa itu antara lain adalah meluasnya es ke sebagian permukaan bumi, perubahan iklim, munculnya daratan-daratan baru, letusan-letusan gunung berapi, dan timbul tenggelamnya daratan-daratan karena turun naiknya air laut. Semua peristiwa itu, tidak saja berpengaruh besar terhadap cara manusia, tetapi juga berpengaruh terhadap semua makhluk dan tumbuhtumbuhan di muka bumi.
Jenis manusia yang hidup pada masa akhir Plestosen ini adalah ras manusia Australomelanosoid dan Mongoloid. Ciri-ciri ras Australomelanosoid, antara lain berbadan lebih tinggi dibandingkan ras Mongoloid, tengkoraknya relatif kecil dan dahi agak miring, bentuk tengkoraknya agak lonjong atau sedang dan rahangnya agak menonjol ke depan. Adapun ciri-ciri ras Mongoloid, antara lain bentuk badannya tidak selebar ras Australomelanosoid dan pada umumnya badannya lebih kecil, tengkoraknya bundar dan isi tengkoraknya lebih besar, mukanya lebar dan datar, hidung lebar, tidak mancung, serta bagian mulutnya agak menonjol ke depan. Berdasarkan hasil temuan rangka manusia pada masa itu, dapat diketahui bahwa kedua ras tersebut sudah menyebar di kepulauan Indonesia.
Di wilayah barat dan wilayah utara Indonesia ciri-ciri ras Australomelanosoid tampak dominan dan beberapa di antaranya terdapat sedikit campuran Mongoloid. Di Jawa juga demikian, ras Australomelanosoid sangat dominan dan terdapat sedikit campuran Mongoloid. Di Nusa Tenggara terdapat ras Australomelanosoid dan tidak ditemukan ras Mongoloid. Sementara itu, di Sulawesi Selatan lebih banyak dihuni ras mongoloid.
0 komentar:
Post a Comment