Islam datang ke Indonesia ketika pengaruh Hindu dan Buddha masih kuat. Ketika itu, Majapahit masih menguasai sebagian besar wilayah yang kini termasuk wilayah Indonesia. Sama seperti ketika berkenalan dengan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia berkenalan dengan agama dan kebudayaan Islam melalui jalur perdagangan. Melalui aktifitas ekonomi ini masyarakat Indonesia yang Hindu-Buddha lambat laun mengenal ajaran Islam, terutama masyarakat pesisir laut yang cenderung lebih terbuka terhadap budaya asing.
Ada beberapa teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia, yaitu:
1. Teori Mekah, mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab sekitar abad pertama Hijriah. Tokoh yang menperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA
2. Teori Gujarat, mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah J. Pijnapel dari Universitas Leiden, Belanda. Teori ini juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta
3. Teori Persia, mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia. Pencetus teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat yang memberikan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia.
4. Teori Cina, mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari para perantau Cina. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik Dinasti Tang (618-960), di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri.
Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam masing-masing teori tersebut. Dalam perkembanganya, tradisi agama dan kebudayaan bercorak Islam mampu membaur dengan budaya pribumi Indonesia yang telah juga dipengaruhi agama dan budaya Hindu Buddha.
Dari proses asimilasi tersebut muncullah agama dan budaya Islam yang sinkretis. Peninggalan-peninggalan bercorak Islam dapat dilihat dari: penggunaan bahasa Arab, bangunan fisik (candi dan nisan pada makam), khasanah kesusastraan, karya seni kaligrafi, musik, dan tari. Hingga sekarang tradisi bernilai Islam tersebut masih dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia
0 komentar:
Post a Comment