Versi materi oleh Triyono Suwito dan Wawan Darmawan
Banjar
Kerajaan Banjar merupakan kerajaan Islam yang ada di
Kalimantan Selatan yang didirikan oleh Pangeran Samudera. Kerajaan ini
berkembang menjadi pusat perkembangan yang banyak dikunjungi oleh para pedagang
dari berbagai daerah. Dalam penyebaran Agama Islam di Kalimantan Selatan Khususnya
daerah Banjar (Banjarmasin) dilakukan oleh para pemuk agama Islam dari Demak.
Penyebaran Agama Islam ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat
Kalimantan.
Pangeran Samudera, Raja Banjar, yang sebelumnya kerajaan Hindu merasa
tertarik terhadap ajaran Islam, sehingga akhirnya ia memeluk Islam dan namanya
diganti menjadi Sultan Suryamullah atau Sultan Suryansyah. Dengan masuk Islamnya Suryamullah, maka bentuk Banjar berubah
menjadi kerajaan bercorak Islam.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang raja,
Sultan Suryamullah dibantu oleh beberapa bawahannya yang mempunyai tugas
masing-masing, yaitu:
(a) Patih Pangiwa dan Manteri Pangan, bertugas
mengurus bidang politik dan pertahanan negara.
(b) Patih, bertugas sebagai kepala pelaksana
pemerintahan.
(c) Manteri Bhuni dan Manteri Sikap, bertugas
mengurus keuangan dan istana dan perpajakan.
(d) Penghulu, bertugas mengurus bidang agama.
(e) Patih Balit, Patih Kuwin dan Patih Muhur,
bertugas mengurus bidang pengadilan dan hakim istana.
Selain adanya para pembantu tersebut, di kerajaan
Banjar pun ada suatu lembaga yang disebut dengan Dewan Mahkota yang tugasnya
antara lain:
(a) Mengawasi atau membatasi kekuasaan raja.
(b) Sebagai pembantu dan penasehat raja dalam memecahkan
persoalan-porsoalan dalam pemerintahan.
Yang menjadi anggota Dewan Mahkota ini terdiri dari
para Bangsawan, Patih, Mantri, Kyai, serta pejabat-pejabat tinggi lainnya dalam
pemerintahan. Dalam perkembangan
sejarahnya kerajaan Banjar merupakan sekutu kerajaan Demak. Ketika kerajaan
Demak berperang dengan Portugis, kerajaan Banjar ikut membantu. Begitu pula Demak
pun ikut membantu kerajaan Banjar dalam penyebaran Agama Islam di Kalimantan
Selatan. Selain itu Demak pun pernah membantu Sultan Suryamullah ketika
kerajaan Banjar melakukan penyerbuan ke kerajaan Hindu Negaradipa.
Dikalahkannya Negaradipa ini membawa akibat positif terhadap perkembangan Islam
di Kalimantan Selatan.
Sultan Suryanullah digantikan puteranya, Sultan Rahmatullah.
Rahmatullah lalu digantikan oleh Sultan Hidayatullah. Pada masa Hidayatullah
ini, hubungan dengan Demak terputus. Ia memindahkan ibukota ke Muara Tambangan dari
Martapura.
Berikut adalah raja-raja Banjar yang memerintah setelah
Sultan Hidayatullah:
(a) Sultan Tahlilullah (1700-1745);
(b) Sultan Tamjidillah (1745-1778);
(c) Sultan Tahmidillah
(1778-1808);
(d) Sultan Sulaiman (1808-1825);
(e) Sultan Adam al-Wasi Billah (1825-1857);
(f) Pangeran Tamjidillah (1857-1859).
Pada tahun 1859 hingga 1905, berlangsung Perang Banjar
yang dipimpin oleh Pangeran Antasari (1809-1862). Pangeran Antasari yang masih kerabat
istana, tak setuju terhadap kebijakan Pangeran Tamjidillah yang pro Belanda.
Pertempuran besar melawan Belanda berhenti pada tahun 1863, namun
pertempuranpertempuran dalam skala kecil masih berlangsung hingga tahun 1905
yang dipimpin oleh putera Antasari, Muhammad Seman. Pada tahun 1860, Belanda menghapuskan Kerajaan Banjar.
0 komentar:
Post a Comment