Versi materi oleh Triyono Suwito dan Wawan Darmawan
Kebangkitan nasionalisme yang muncul di benua Asia
dan Afrika secara tak langsung berkaitan erat dengan kebangkitan nasional di
Indonesia. Atas dasar kesamaan nasib, sama-sama dijajah bangsa Barat, bangsa
Jepang, Cina, Mesir, India-Pakistan, Turki melalui perjuangan masing-masing
mampu memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Melihat kenyataan tersebut,
timbullah kesadaran dan rasa percaya diri untuk bangkit melawan penjajahan
melalui organisasi sosial-politik.
Kebangkitan Masyarakat India dan Pakistan
Tidak seperti Cina yang memberlakukan politik
isolasi, India merupakan wilayah terbuka. Bangsa mana pun sangat mudah masuk ke
wilayah India, salah satunya orang-orang Inggris. Setelah beberapa waktu
menetap dengan alasan perdagangan, Inggris mendirikan EIC (English India Company) di India pada 1600, yang sebelumnya telah
beroperasi di Cina. Setelah itu, diangkatlah Gubernur Howkin sebagai pemimpin
EIC di Inggris.
Selain Inggris, bangsa Portugis pun sangat berminat menduduki
India. Perselisihan antara kedua negara pun memuncak, namun pasukan Inggris di
bawah Robert Clive berhasil memukul mundur Portugis. Kemenangan Inggris
tersebut diikuti dengan penguasaan tiga daerah penting di India yakni Madras,
Calcutta, dan Bombay.
Dalam upaya perluasan daerah, Inggris seringkali
dihadapkan pada pertempuran-pertempuran dengan rakyat yang tidak menyukai
kehadiran orang-orang kulit putih di daerahnya. Salah satu perlawanan tersebut
dilakukan oleh Kerajaan Maratha di Dekkan, Punjab, di bawah pimpinan Raja Raghunat Rao.
Pertempuran tersebut terjadi selama dua fase yakni
pada tahun 1775 dan 1779. Akibat dari perlawanan Maratha ini, Inggris mengalami
kekalahan, tetapi pada tahun 1781 Inggris dapat mengalahkan pasukan Maratha.
Hal serupa muncul dari Kerajaan Mysore. Dengan bermacam taktik dan strategi,
perlawanan rakyat Mysore berdampak terhadap terkurasnya keuangan Inggris. Namun,
perlawanan Mysore pun dapat dikalahkan.
Kekosongan kas Inggris membuat bangsa Inggris harus melakukan
pemungutan pajak terhadap rakyat India, sehingga menyebabkan menjamurnya
kemiskinan di India. Perekonomian yang buruk membuat rakyat marah dan semakin
membenci Inggris.
Pada tahun 1857 – 1859 terjadi pemberontakan oleh
tentara India yang tergabung di dalam tentara Inggris. Pemberontakan ini dikenal
dengan sebutan The Indian Mutiny (pemberontakan prajurit India). Sebabnya adalah
penderitaan rakyat India yang semakin parah, sedangkan Inggris hidup di India
dengan mewah, dan perbedaan perlakuan antara serdadu Inggris dan India.
Sedangkan sebab khususnya yaitu adanya perintah dari panglima tentara Inggris untuk
menjilat ujung peluru lebih dulu untuk menghilangkan gemuk sebelum digunakan.
Bagi prajurit India yang beragama Hindu menyangka
bahwa gemuk itu adalah gemuk sapi, yang dalam kepercayaan agama Hindu adalah
binatang suci yang tidak boleh dimakan. Sedangkan prajurit India yang beragama
Islam, menyangka gemuk itu adalah gemuk babi, yang dalam ajaran agama Islam
babi adalah binatang yang haram untuk dimakan.
Terjadilah pemberontakan dari prajurit India, karena
perintah itu dianggap sebagai penghinaan besar terhadap agama mereka.
Pemberontakan dimulai pada 10 Mei 1857, diawali dari Meerut dekat Delhi yang
diikuti oleh seluruh wilayah di India. Diangkatlah Raja Bahadur Shah menjadi Raja Hindustan oleh para pemberontak.
Pusat pemberontakan beralih ke Jhansi yang dipimpin
oleh Ratu Ranee Lakhsmi Bai. Terdapat juga tokoh-tokoh lainnya seperti Nana Sahib dan Tantia Topi.
Perlawanan ini dikenal dengan Pemberontakan Sepoy karena dibantu oleh prajurit India hasil didikan Inggris yang
disebut tentara Sepoy.
Inggris mendapat bantuan dari beberapa raja India
seperti dari Raja Nepal (Gurkha), Gwalior, dan Hyderabad. Pemberontakan ini
sangat meropotkan Inggris, bahkan hamper dapat meruntuhkan Kerajaan Inggris di
India. Tetapi dengan susah payah akhirnya pemberontakan dapat dipadamkan, yang memerlukan
waktu sekitar dua tahun.
Akibat dari pemberontakan ini, nasionalisme India
mulai bangkit. Bagi Inggris peristiwa ini membuka mata mereka untuk memperhatikan
nasib penduduk pribumi. EIC dibubarkan, karena dianggap tidak layak memerintah
India yang begitu besar. Pemerintahan dipegang langsung oleh pemerintah Inggris
di London.
Pergerakan nasional India tidak hanya untuk mencapai
kemerdekaan saja, melainkan juga berkeinginan untuk mencapai pembaharuan
manusianya. Muncullah pergerakan yang condong pada bidang pendidikan, sosial,
dan keagamaan, di antaranya:
(a) Brahma Samadj,
yaitu gerakan pembaharuan agama Hindu yang bertujuan
untuk mengajarkan monotheisme, menghilangkan sistem kasta, dan menghapuskan
ajaran kuno seperti Sutte; tokohnya adalah Ram Moohan Roy.
(b) Rama Krisna,
yaitu aliran yang menghendaki kembali pada agama
Hindu yang murni, lepas dari pengaruh Barat yang terlalu bersifat materialis;
tokohnya adalah Swami Vivekananda.
(c) Santiniketan,
yaitu pembaharuan di bidang pendidikan yang bertujuan
untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya India; tokohnya adalah Rabindranath Tagore.
(d) Partai Kongres (All Indian National Congress, tahun 1885),
Yaitu kesatuan gerakan-gerakan nasionalisme India
untuk bersamasama menuntut kemerdekaan dari penjajah Inggris; didirikan oleh Allan Octavian Home, seorang Inggris yang mencintai India pada tahun
1885. Pada awalnya Kongres bertindak kurang tegas dan cenderung telalu
berhati-hati. Setelah mendapat kritikan keras dari Tilak, Kongres berubah sifatnya menjadi
agresif. Tokoh-tokoh lainnya yang hadir dalam kongres tersebut adalah Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru, Banerjee, Mohammad Ali Jinnah, Iskandar Mirsa, dan Liaquat Ali Khan.
Pada tahun 1906 golongan Islam keluar dari Kongres
dan mendirikan Liga Muslim. Sebabnya adalah bahwa Kongres dinilai lebih
mementingkan persoalan Hindu saja. Tokohnya adalah Muhammad Ali Jinnah dan
Liaquat Ali Khan. Liga Muslim menjadi cikal bakal terbentuknya negara Pakistan
yang merdeka tahun 1947.
Sementara itu, Mahatma Gandhi terkenal dengan
aksi-aksi penentangan terhadap Inggris tanpa menggunakan kekerasan, yaitu:
(a) Satyagraha (cinta
tanah air), yakni seruan untuk tidak melakukan kerja sama dengan pemerintah
Inggris, atau noncooperation;
(b) Ahimsa (tidak
membunuh), yakni seruan untuk tidak melakukan perlawanan tanpa kekerasan atau
menggunakan senjata; musuh dikalahkan dengan kekuatan batin;
(c) Hartal (pemogokan),
yakni seruan untuk melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes;
(d) Swadesi (menggunakan
produk sendiri), yakni seruan untuk memakai produk sendiri dan menentang barang
tekstil dari Inggris.
(e) Purna Swaraj , yaitu gerakan yang bertujuan supaya bangsa India dapat
membentuk pemerintahan sendiri atas dasar kebudayaan sendiri.
Untuk menghadapi gerakan-gerakan nasionalisme rakyat
India, Inggris lalu mengeluarkan beberapa undang-undang, di antaranya:
(a) undang-undang tahun 1905,
yang berisi pembagian India menjadi dua bagian.
Benggala Barat untuk orang Hindu dan Benggala Barat untuk orang Islam.
(b) Rowlatt Act tahun
1919,
berisi ancaman keras bagi orang India yang berani
mengadakan tindakan politik. Akan tetapi, orang India menentang tanpa rasa
takut aturan itu. Sebuah peristiwa mengenaskan pada 13 April 1919 terjadi, di
mana rakyat India berkumpul untuk berdoa di lapangan, tentara Inggris di bawah
komando Jenderal Dyer menembaki rakyat secara membabi buta karena
menganggap rakyat akan melakukan pemberontakan. Korban mati berjumlah 379 orang
dan sebanyak 1137 orang menderita luka-luka. Peristiwa ini disebut Amritsar Massacre.
(c) Government of India Act tahun 1919.
Isinya adalah, pemerintahan Inggris di India
dititikberatkan pada pemerintahan di provinsi-provinsi yang dipegang oleh Inggris
dan India.
(d) Government of India Act tahun 1935.
Isinya Birma dipisahkan dari India, India dibentuk
sebagai negara federasi, propinsi diberi otonomi, dan pertahanan dan urusan
luar negeri masih diurus oleh gubernur jenderal. Kongres menolak undangundang tersebut,
tetapi golongan moderat (tengah-tengah) menerimanya.
India dan Pakistan dimerdekakan oleh Inggris pada 15
Agustus 1947 dalam lingkup negara persemakmuran (Commonwealth). Pada 26 Januari 1950 India memerdekakan diri secara
penuh.
0 komentar:
Post a Comment