HubunganAntara Paham Rasionalisme, Merkantilisme, Revolusi Industri, Dan KapitalismeDengan Perkembangan Kolonialisme Dan Imperialisme Barat Di Indonesia - Perkembangan praktik kolonialisme dan imperialisme
sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman ketika itu. Berbagai ideologi dan
paham muncul pada abad ke-18, yang ditandai dengan Revolusi Prancis (1789),
Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris, serta pada abad ke-20
Revolusi Bolshlevick di Rusia. Munculnya paham-paham baru mendorong pihak
kolonialis dan imperialis dalam membuat kebijakan terhadap negeri yang dijadikan
koloninya. Paham-paham tersebut dapat berwujud merkantilisme, liberalisme,
rasionalisme, serta kapitalisme.
1. Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham yang menganggap sesuatu
itu dianggap benar jika sesuai dengan akal pikiran. Tempat kelahiran rasionalisme
adalah Prancis (Renne Descartes 1596-1650). Ia adalah seorang filosof,ilmuwan
dan matematikus Prancis yang tersohor. Sebenarnya, rasionalisme merupakan
kelanjutan dari perlawanan terhadap ajaran-ajaran yang bersifat dogamatis dan taradisi
yang mulai tampak pada abad ke-15 dan abad ke-16.
2. Merkantilisme
Istilah Merkantilisme diambil dari kata ”Mercari”
yang artinya berjual beli. Merkantilisme adalah sebuah sistem ekonomi di mana negara
memiliki wewenang yang besar, atau disebut juga sebagai sistem ekonomi
proteksi. Kemakmuran diperoleh dari perdagangan luar negeri. Ideologi ini
sangat kuat pengaruhnya, sehingga pada abad ke-18 berkembang menjadi politik
ekonomi di negara-negara Eropa Barat. Tujuan dari merkantilisme adalah untuk
melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara
yang ada di masing-masing negara.
Negara atau pemerintah memperoleh kekayaan
sebanyak-banyaknya untuk membiayai negara; negara atau pemerintah merupakan
satu-satunya penguasa ekonomi. Cara yang digunakan dalam rangka memperkaya Negara
adalah dengan penumpukan kekayaan yang berupa logam mulia yaitu emas dan perak.
Negara yang banyak memiliki timbunan logam mulia dalam jumlah yang besar
merupakan negeri yang kaya, dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan
kekuatannya sehingga dapat memperkuat armada perangnya.
Demikian pula negara yang kaya, akan mengalami
kemajuan dalam perdagangan dan usaha produksi lainnya. Hasil produksi ekspor
ditingkatkan, sebaliknya barang impor dibatasi dan dikenakan biaya yang tinggi.
Daerah jajahan dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri
dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk, atau daerah jajahan juga
dijadikan sebagai daerah pemasaran setelah bahan mentahnya diambil.
Di India, Inggris memaksa penduduk menanam kapas dan
di Amerika mereka melarang penduduk koloni mengimpor barang-barang kecuali dari
Inggris. Di Inggris, politik merkantilisme diberlakukan pada masa Raja Henry VIII dan di Prancis pada masa Perdana Menteri Colbert.
3. Revolusi Industri (1750–1840)
Revolusi Industri adalah perubahan radikal dalam
cara pembuatan atau memproduksi barang-barang dengan menggunakan mesinmesin, baik
untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga pemproses. Dengan digunakannya
mesin-mesin menjadikan tenaga manusia tidak terpakai lagi, sehingga terjadi
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi barang, termasuk perubahan
dalamcara kerja dan pemasarannya.
4. Kapitalisme
Secara sederhana, kapitalisme adalah sistem dan
paham ekonomi yang modalnya (penanaman modal dan kegiatan industrinya) bersumber
pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta guna bersaing bebas di pasaran
internasional atau nasional atau pun lokal. Kapitalisme merupakan respons
terhadap merkantilisme yang menempatkan negara sebagai pemilik kekayaan negara.
Kapitalisme, sebaliknya, menempatkan individu sebagai pemilik modal yang
menguasai kekayaan alam.
Seorang kapitalis adalah mereka yang memiliki modal (capital),
biasanya berbentuk uang, guna mengembangkan usaha industrinya. Dalam istilah Karl Marx, kapitalis adalah pemilik alat-alat industri atau mesin dalam
tataran infrastruktur; dan seorang buruh/karyawan yang bekerja dalam perusahaan
kapitalis maka ia memiliki hak atas alat-alat tersebut: ia hanya diharuskan bekerja
dan menerima upah atau gaji sebagai konsekuensi.
Paham kapitalisme ini bergandengan erat dengan
liberalisme, di mana pihak swasta atau partikelir diberikan kebebasan oleh
negara untuk mengolah dan memperjualbelikan kekayaan alam. Dalam hal ini,
pemerintah atau negara tak berhak ikut campur dalam mengatur kaum
kapitalis-liberalis dalam memperkayai diri mereka. Tokoh-tokoh
kapitalisme-liberalisme antara lain: Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus,dan John Locke.
Versi materi oleh Triyono Suwito dan Wawan Darmawan
0 komentar:
Post a Comment